Anatomi Tumbuhan
Anatomi tumbuhan
mempelajari tentang struktur dalam tubuh tumbuhan tinggi. Tumbuhan tinggi memiliki bagian
pokok yang dinamakan organ vegetatif dan organ
generatif. Organ vegetatif berfungsi untuk melaksanakan metabolisme yang menyebabkan
tumbuhan dapat hidup, sedang organ generatif berfungsi untuk menghasilkan
tumbuhan baru yang memiliki sifat dari kedua induknya.
Organ vegetatif
meliputi akar, batang, dan daun. Organ
generatif terdiri dari bunga, buah, dan biji.
Masing-masing organ tersusun dari jaringan, dan jaringan tersusun dari kumpulan
sel. Sel merupakan bagian terkecil yang memiliki bentuk dan fungsi tertentu,
serta mampu menjalankan kehidupannya sendiri.
Pemahaman konsep yang lebih
mudah dapat dilakukan dengan mempelajari masing-masing bagian dari tubuh
tumbuhan. Pemahaman konsep dari tubuh tumbuhan diawali dengan bagian yang
terkecil, yaitu sel.
Sel
Sel merupakan bagian yang
terkecil sehingga tidak tampak jika dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop sangat diperlukan untuk
melihat struktur dan bentuk sel. Sel pada dasarnya terdiri dari wadah dan
isinya. Bentuk sel sangat ditentukan oleh dinding selnya. Isi sel dapat
berbentuk cair maupun padat. Dinding sel tersusun dari senyawa kimia yang
termasuk karbohidrat, protein dan lemak. Isi sel juga tersusun dari
karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.
Dinding sel
Dinding sel merupakan bagian
paling luar dari sel yang berfungsi untuk:
- memberi batas antara sel dengan lingkungannya
- memberi bentuk pada sel
- melindungi isi sel dari agensia perusak yang berada di
sekitarnya
- menyeleksi bahan makanan yang diperlukan dalam
metabolisme
- memperkuat sel
Dinding sel hanya terdapat pada
tumbuhan, tidak ditemukan pada hewan. Zat- zat kimia yang menyusun
dinding sel di antaranya:
· Karbohidrat yang
berupa: selulosa, hemi selulosa, pektin.
· Protein
· Lemak, di antaranya suberin dan
lilin
· Zat kayu
(lignin)
· Zat kersik
Cara identifikasi komponen
dinding sel dapat dilakukan dengan pemberian reagensia terhadap preparat
penampang melintang dan membujur suatu organ tumbuhan. Reagensia yang digunakan
di antaranya:
- I ZnCl2 untuk mendeteksi selulosa. Selulosa
akan dihidrolisa oleh ZnCl2 menjadi amilum yang akan bereaksi dengan
Iodium membentuk Iod amilum yang berwarna biru.
- Sudan III/ IV dalam alkohol akan memberikan warna merah pada dinding
sel yang mengandung suberin atau lilin, karena suberin dan lilin larut
dalam alkohol seperti Sudan III/ IV
- Phloroglucine dalam akohol + HCl 25% akan
memberi warna merah pada dinding sel yang mengandung lignin.
Dinding sel terdiri dari:
dinding primer pada sel tumbuhan yang baru saja terbentuk dari
hasil pembelahan sel. Dinding sekunder dibentuk oleh
sitoplasma dan terletak di sebelah dalam dari ruang sel. Dinding tersier mungkin
dibentuk pada sel- sel yang sudah tua atau sel yang memiliki fungsi khusus.
Ketebalan dinding sel ditentukan
oleh lapisan-lapisan penyusunnya. Proses penebalan dinding sel melalui dua
cara, yaitu: (1) aposisi, apabila penebalan dinding dilakukan
dengan melapisi dinding lama dengan substansi yang baru dan (2) intususepsi jika
substansi penebalan disisipkan pada dinding yang lama.
Penebalan dinding
sel sangat beragam, karena fungsi dinding sel banyak sehingga bentuk penebalan
disesuaikan dengan fungsi selnya. Keragaman bentuk penebalan dinding sel ini
dapat digunakan sebagai penanda dari bagian tumbuhan dan dari jenis
tumbuhannya. Contoh sel yang memiliki bentuk penebalan variatif di antaranya
sel buluh angkut. Penebalan dapat berbentuk: cincin, spiral, tangga, jala, noktah, Y.
Penebalan dinding sel diperlukan untuk
memperkuat sel dan tubuh tumbuhan, akan tetapi beberapa zat penyusun penebalan
kedap terhadap air sehingga akan mencegah pertukaran zat antara sel dan
lingkungannya. Oleh karena itu ada dinding yang tidak seluruhnya menebal.
Bagian dari dinding sel yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.
Dua
macam noktah banyak ditemukakan pada dinding sel tumbuhan, yaitu: (1)
noktah sederhana dan (2) noktah halaman. Dinding
sel yang memiliki penebalan tebal noktahnya akan membentuk suatu saluran yang
disebut dengan saluran noktah. Dua sel yang berbatasan dapat
memiliki penebalan dinding pada kedua dinding yang berbatasan, sehingga
(saluran) noktah sel yang satu bersambung dengan (saluran) noktah sel yang
bersebelahan, noktah yang demikian dinamakan noktah berpasangan. Noktah
dapat juga hanya terjadi pada salah satu dinding dari dua sel yang berbatasan,
noktah yang demikian disebut noktah tunggal. Noktah ada juga yang berbatasan
dengan ruang antar sel, noktah yang demikian disebutnoktah buta. Noktah
yang yang salurannya dari ruang antar sel menuju ke lamella tengah tetap
lebarnya disebut noktah sederhana, sedang noktah yang salurannya dari ruang sel
menuju ke lamella tengah melebar sehingga berbentuk seperti corong
dinamakan noktah halaman atau noktah ladam.
Noktah halaman biasanya ditemukan pada
sel-sel trakea Pinus yang termasuk Gymnospermae. Noktah
berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya zat- zat dari sel satu ke sel lain
yang berbatasan, selain itu biasanya di dalam noktah ditemukan benang- benang
plasma yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata
menghubungkan sitoplasma dua sel yang berbatasan. Dua sel yang berbatasan
dibatasi oleh dinding sel yang disebut lamella tengah yang tersusun dari
kalsium pektat. Lamella tengah bersifat semi permeabel sehingga dapat
ditembus air dan zat-zat yang larut di dalam air. Lamella tengah
yang terdapat di dalam noktah disebut selaput penutup. Selaput
penutup ada bagian yang menebal, disebut torusdan bagian yang tipis
disebut margo.
Pembentukan dinding sel dilakukan pada saat sel
membelah. Cara pembetukan dinding pemisah antara dua sel anakan dapat dilakukan
secara simultan jika dibentuk sekaligus atau secara suksedan jika
dibentuk sedikit demi sedikit.
Vakuola
Vakuola merupakan ruang di dalam sel
yang dibatasi oleh tonoplas, vakuola mengandung cairan sel yang berupa air dan
zat—zat yang terlarut di dalamnya. Fungsi vakuola untuk mengatur tekanan
hidrostatis sel dan menyimpan cadangan makanan dan benda-benda ergastik. Benda
ergastik ada 2 macam, yaitu yang masih dapat digunakan untuk metabolisme dan
ada zat yang sudah tidak diperlukan oleh sel.
Benda ergastik yang berupa cairan di antaranya pigmen,
natrium dan kalium oksalat, alkaloida, tanin, enzima, madu, minyak atsiri, dan
asam organik. Pigmen yang larut dalam cairan sel antosianida. Warna antosianida
tergantung pada pH, jika pH rendah (3-4) berwarna merah muda, pH netral (5-7)
berwarna ungu, pH basa (8-9) berwarna biru muda, kalau pH 10-14 berwarna hijau
muda sampai kuning.
Alkaloida tidak berwarna tetapi memberikan rasa pahit.
Contoh-contoh alkaloida pada tumbuhan:
- Kafein terdapat pada
tanaman Coffea sp.
- Kina terdapat pada tanaman Cinchona sp.
- Tein terdapat pada tanaman Camellia sinensis
- Kapsaisin terdapat pada
tanaman Capsicum sp.
- Teobromin terdapat pada
tanaman Theobroma cacao
- Cocain terdapat pada
tanaman Erythroxylon coca
- Morfin terdapat pada
tanaman Papaver somniferum
Reagen Mayer (K2HgI4) digunakan untuk mengidentifikasi adanya alkaloid
dalam tumbuhan. Alkaloid akan mengendap dengan warna putih atau kuning jika
diberi reagen Mayer.
Enzima yang terdapat di dalam vakuola
misalnya enzima papain pada tanaman Carica papaya, amilase pada
kecambah Oryza sativa atau Zea mays, maltase pada
kecambahHordeum vulgare, bromeliase pada Ananas commosus. Madu
merupakan campuran dari glukosa, fruktosa dan protein yang larut di dalam
vakuola.
Minyak dapat berupa minyak lemak dan minyak atsiri.
Minyak lemak tidak mudah menguap sedang minyak atsiri pada umumnya mudah
menguap dan memberi aroma yang khas sehingga dapat digunakan sebagai pengenal
dari tanaman yang menghasilkannya. Contoh-contoh minyak lemak di antaranya
minyak kelapa yang dihasilkan oleh tanaman Cocos nucifera, minyak
sawit yang dihasilkan oleh tanaman Elaeis guineensis, minyak bunga
matahari yang dihasilkan oleh tanaman Helianthus anuus,
minyak kedelai yang dihasilkan oleh tanaman Soja max, minyak
jagung yang dihasilkan oleh Zea mays, minyak zaitun yang dihasilkan
oleh tanaman Olea europea Sebagai contoh minyak asiri adalah
minyal citrun yang dihasilkan oleh tanaman Citrus sp., minyak
mawar yang dihasilkan oleh tanaman Rosa sinensis, minyak cengkeh
yang dihasilkan oleh tanaman Eugenia caryophyllata, minyak adas
yang dijhasilkan oleh tanaman Foeniculum vulgare, minyak kayu putih
yang dihasilkan oleh tanaman Melaleuca leucadendron. Identifikasi
minyak dan minyak atsiri dilakukan dengan penambahan larutan Sudan III atau
Sudan IV dalam alkohol yang akan berwarna merah karena Sudan III larut di dalam
minyak lemak dan minyak atsiri.
Asam-asam organik pada tanaman-tanaman tertentu
memberikan rasa asam pada buah terutama yang masih muda. Contoh-contoh asam
organik di antaranya asam sitrat pada tanaman Citrus sp., asam
tartrat pada tanaman Vitis vinifera dan Tamarindus
indica, asam malat pada tanaman Malus pumila, asam askorbat
pada tanaman Lycopersicon esculentum, dan Psidium
guaiava.
Benda ergastik yang tidak larut dalam cairan sel di
antaranya kristal kalsium oksalat, butir amilum, butir aleuron. Kristal kalsium
oksalat ada yang tunggal dan majemuk dengan ukuran kecil dan besar, serta
bentuk yang bermacam-macam.
Macam-macam bentuk kristal kalsium
oksalat tunggal di antaranya bentuk prisma: kerucut, kubus, balok; prisma kecil
disebut bentuk pasir; bentuk jarum atau balok panjang berujung runcing
disebut rafida, bentuk balok panjang berujung tumpul disebut
styloid. Bentuk kristal kalsium oksalat majemuk di antaranya bentuk roset,
drusse. Roset merupakan kumpulan dari rafida atau styloid yang saling
bersilang. Bentuk drusse pada umumnya kumpulan dari bentuk prisma yang
bertumpuk-tumpuk seperti bunga. Rafida seringkali terdapat dalam satu berkas di
dalam sel yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dengan sel-sel
disekelilingnya. Sel tersebut dinamakan idioblas rafida. Idioblas rafida ada
dua yaitu idioblas rafida defensif dan non defensif. Idioblas rafida disebut
defensif jika pada kedua ujung atau salah satu ujung dari idioblas didingnya
lebih tipis dari bagian yang lain. Dengan demikian rafida dapat keluar dari
idioblas dengan mudah apabila terkena ransang mekanik seperti dikunyah.
Idioblas rafida ini digunakan oleh tumbuhan untuk melindungi diri pemangsa.
Idioblas rafida nondefensif memiliki dinding yang sama ketebalannya di semua
tempat sehingga rafida tidak dapat keluar dari idioblas. Rafida yang berbentuk
jarum ini memiliki ujung yang runcing sehingga kalau ditelan ujung-ujungnya
akan menusuk dinding mulut dan kerongkongan yang akan menyebabkan rasa gatal
dan pedih. Kristal kalsium oksalat tidak larut di dalam asam cuka tetapi larut
dalam asam klorida pekat (HCl 25%).
Butir amilum terdiri dari hilus yang
dikelilingi oleh lamella. Hilus atau hilum merupakan titik permulaan
terbentuknya butir amilum dalam plastida. Lamela terbentuk di sekeliling hilus
dengan kadar air yang berbeda, sehingga terjadi perbedaan indeks bias yang
menyebabkan lamela tampak berlapis-lapis. Butir amilum terdiri berbagai macam
bentuk tergantung dari jumlah dan letak hilus. Butir amilum berdasar letak
hilusnya ada yang konsentris (hilus terletak di tengah butir), dan eksentris
(hilus terletak pada salah satu sisi butir). Butir amilum berdasar jumlah
hilusnya terdiri dari butir amilum tunggal (monoadelph), setengah majemuk, dan
majemuk (poliadelph). Butir amilum tunggal hanya memiliki satu hilus dikelilingi
oleh lamella; butir amilum setengah majemuk memiliki lebih dari satu hilus yang
masing-masing dikelilingi lamella kemudian oleh lamella bersama; butir
amilum majemuk memiliki lebih dari satu hilus yang masing-masing dikelilingi
oleh lamella sendiri-sendiri tetapi berikatan sangat kuat. Butir amilum majemuk
terdiri dari dari diadelph, triadelph, dan poliadelph yang menunjukkan jumlah
hilus dalam satu butir amilum. Butir amilum jika diberi larutan IKI akan
memberikan warna biru atau ungu. Butir amilum pada ketan memberikan warna merah
jika diberi IKI karena mengandung amilodekstrin.
Butir aleuron terjadi dari vakuola yang
mengandung larutan protein dan biasanya terdapat pada biji-bijian yang
mengalami pengeringan waktu biji masak. Larutan protein yang tadinya cair pada
waktu biji masih muda akan memadat bersama vakuolanya pada saat biji masak
sehingga tampak sebagai butir-butiran yang terdapat di dalam sel. Satu butir
aleuron biasanya mengandung satu kristaloid putih telur yang berbentuk prisma
(kuboid atau heksagonal) yang disertai dengan butiran-butiran bulat yang lebih
kecil yang disebut globoid. Globoid terdiri dari garam kalsium dan magnesium
mesoinosith heksafosfor. Selain itu masih terdapat butiran-butiran kecil
seperti titik yang disebut protein amorf. Identifikasi butir aleuron
menggunakan asam pikrat yang akan memberikan warna kuning atau reagen Millon
yang akan memberikan warna kuning sampai merah bata pada butir aleuron.
Isi Sel
Isi sel terdiri dari dua bagian yang
bersifat cair dan padat. Bagian yang bersifat padat sebenarnya merupakan cairan
yang terbungkus oleh membran sehingga tampak seperti padat. Bagian yang
bersifat cair disebut dengan: sitoplasma, plasma sel, sitosol. Bagian yang
padat terdiri dari dua macam, bermembran rangkap dan bermembran tunggal. Bagian
yang bermembran ini dinamakan organela.
Isi sel yang bersifat cair
Sitoplasma
Sitoplasma terdiri dari 3 bagian, bagian terluar
disebut ektoplas (membran plasma), bagian tengah disebut polioplas, dan bagian
terdalam disebut tonoplas. Membran plasma melekat pada dinding sel dan memiliki
konsistensi lebih kental dibanding dengan bagian yang lebih dalam yang disebut
polioplas. Bagian terdalam dari sitoplasma membatasi vakuola dengan polioplas
juga memiliki konsistensi yang lebih pekat dibanding polioplas. Organel
terdapat di dalam polioplas, sehingga jika terjadi gerakan plasma organel akan
ikut bergerak.
Sitoplasma dapat terlepas dari dinding
sel apabila sel terletak dalam larutan yang bersifat hipertonis terhadap cairan
sel. Peristiwa terlepasnya sitoplasma dari dinding sel dinamakan plasmolisis.
Sel yang diletakkan di dalam larutan hipotonis terhadap cairan sel akan menarik
air dari lingkungannya sehingga volume isi sel membesar dan sel akan pecah.
Larutan-larutan yang bersifat hipertonis di antaranya
larutan gula 10% ke atas, larutan garam KNO3 10%. Larutan-larutan ini biasanya digunakan
untuk mensimulasikan peristiwa plasmolisis. Bentuk-bentuk plasmolisis
ditentukan oleh permukaan luar plasma, sehingga ada bentuk cekung, cembung,
kramplasmolisis. Pada peristiwa plasmolisis sempurna isi sel berbentuk
globular.
Isi sel yang bersifat padat
Isi sel yang terlihat padat dinamakan organel. Organel
juga mengandung cairan yang selalu berhubungan dengan sitoplasma. Ukuran dari
organel bermacam-macam. Inti atau nukleus memiliki ukuran terbesar, diikuti
oleh plastida, mitokondria, mikrosoma, badan Golgi dan sebagainya. Organel ada
yang bermembran rangkap dan ada yang tunggal. Organel yang bermembran rangkap
umumnya berukuran lebih besar dibanding yang bermembran tunggal sehingga dapat
dilihat dengan mikroskop biasa. Organel yang berukuran kecil hanya dapat
dilihat dengan mikroskop yang lebih canggih seperti mikroskop elektron.
1. Inti sel
Inti sel disebut juga dengan
nukleus, Kern (Belanda). Inti memiliki membran rangkap yang juga disebut nuclear
envelope. Membran luar berbatasan dengan sitoplasma dan membran dalam
berbatasan dengan cairan inti. Cairan perinuklear terdapat di antara membran
dalam dan membrane luar. Membran inti tidak menutup inti secara rapat tetapi
memiliki pori-pori yang digunakan untuk menghubungkan cairan plasma di dalam
dan di luar inti. Protein yang terdapat di dalam
pori inti disebut porin.
Inti berfungsi untuk mengatur metabolisme sel dan
reproduksi sel karena di dalam inti terdapat asam ribosa nukleat (ARN) dan asam
deoksi ribosa nukleat (DNA) yang akan mengatur pembentukan protein-protein yang
menyusun enzima dan hormon dalam tubuh tumbuhan. DNA juga berperan dalam
reproduksi tumbuhan karena di dalam inti tersebut terdapat kromosoma yang
tersusun dari DNA yang mengandung sifat-sifat yang akan diwariskan pada
keturunannya jika terjadi pembelahan sel nanti. Kromosoma tidak tampak pada
saat sel tidak membelah atau dalam keadaan istirahat. Kromatin yang tampak sebagai
butiran- butiran halus di dalam inti pada saat sel sadang istirahat itu akan
tampak sebagai benang-benang kromosoma pada waktu sel membelah.
2. Plastida
Plastida merupakan organel yang
memiliki membran rangkap dan berukuran lebih kecil dari inti. Plastida hanya
terdapat dalam sel tumbuhan dan tidak terdapat di dalam sel hewan. Plastida ada
yang mengandung zat warna ada juga yang tidak mengandung zat warna. Plastida
yang tidak berwarna disebut leukoplas sedang yang berwarna
disebut kromoplas.
Leukoplas di
antaranya meliputi: leukoamiloplas yang membentuk amilum,
elaioplas yang menyimpan lemak atau minyak, dan proteinoplas atau
aleuroplas yang menyimpan protein. Leukoamiloplas yang khusus terdapat dalam
tudung akar dinamakan statolith. Leukoplas pada umumnya
berbentuk seperti cakram atau sferis.
Kromoplas mengandug
zat warna atau pigmen. Pigmen yang terdapat dalam plastida berhubungan dengan
perannya di dalam fotosintesis. Pigmen-pigmen tersebut di antaranya klorofil
dan xantofil. Plastida yang mengandung pigmen xantofil tetap
disebut kromoplas sedang yang mengandung klorofil disebut kloroplas.
Kromoplas terdapat pada bagian tumbuhan
yang berwarna merah, kuning atau oranye seperti wortel, buah yang masak,
mahkota bunga. Kromoplas pada wortel memiliki bentuk yang bermacam-macam misal
seperti baji, spiral,
segi empat, batang, kuboid.
Kromoplas dapat berkembang dari leukoplas dan
sebaliknya. Buah yang masih mentah biasanya berwarna hijau tetapi setelah masak
menjadi kuning kemudian merah karena terjadi perubahan warna dari klorofil
menjadi xantofil.
Plastida yang berwarna hijau biasanya terdapat pada
daun karena plastida tersebut mengandung zat warna hijau daun atau klorofil
yang sangat berperan di dalam fotosintesis. Bagian tanaman yang terdedah sinar
juga akan berwarna hijau meskipun biasanya tidak berwarna, sebagai contoh umbi
kentang yang muncul di atas tanah akan menjadi hijau. Plastida yang berwarna
hijau dinamakan kloroplas. Leukoplas yang biasanya terdapat pada
umbi kentang berubah menjadi kloroplas jika terdedah oleh sinar. Kloroplas
sudah banyak diteliti sehingga diketahui strukturnya secara rinci. Kloroplas
pada tumbuhan tinggi biasanya berbentuk cakram sedang pada tumbuhan rendah
terutama alga memiliki bentuk yang bermacam-macam. Bentuk bintang terdapat
pada Meugeotia, bentuk jala pada Hydrodiction, bentuk
spiral pada Spirogyra, bentuk bulan sabit
Kloroplas memiliki membran rangkap, di sebelah dalam
terdapat tilakoid yang berbentuk pita, pada bagian tertentu pita tersebut
melipat-lipat, kemudian terurai lagi, lipatan tersebut membentuk suatu tumpukan
yang disebut grana. Klorofil terdapat di dalam grana tersebut. Klorofil
berfungsi untuk menangkap sinar dan kemudian mengubah sinar yang mengandung
energi elektromagnetik menjadi energi kimia untuk membentuk gula dari air dan
karbon dioksida dari udara. Reaksi terang fotosintesis terjadi di dalam grana
sedangkan reaksi gelap terjadi di stroma. Gula yang terbentuk akan dipecah lagi
untuk menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk menjalankan fungsi
kehidupan seperti gerak, bernafas dan sebagainya. Kelebihan gula akan diangkut
ke tempat tertentu dan di polimerisasi membentuk butir amilum.
3. Mitokondria
Di dalam sitoplasma setiap sel terdapat badan-badan
kecil (disebut mitokondria) yang bersifat mikroskopik dengan jumlah yang
bervariasi, pada sel hati tikus mencapai 2500 setiap sel; kecuali pada bakteri,
alga biru, sel tulang belakang manusia tidak terdapat mitokondria. Mitokondria
berukuran 0,2-0,3 mikrometer dengan bentuk yang selalu dinamik, yaitu bentuk
sferis sampai tongkat.
Setiap mitokondria memiliki selubung dua lapis, yaitu
membran luar dan membran dalam. Di antara dua membran terdapat ruangan yang
berisi cairan koenzima. Perluasan dari membran dalam mitokondria ke dalam ruang
dalam membentuk serangkaian lipatan yang disebut krista. Krista mitokondria sel tumbuhan
lebih pendek bila dibandingkan dengan sel hewan. Krista berperan di dalam
memperluas permukaan dalam mitokondria. Ruangan yang berada di sebelah dalam
krista di sebut matriks mitokondria. Matriks biasanya homogen, tetapi
kadang-kadang mengandung granula.
Mitokondria memiliki 2 fungsi
penting, yaitu:
1. Memecah karbohidrat, protein,
lemak menjadi molekul yang lebih kecil. Di dalam proses pemecahan terjadi
pemindahan energi. Proses pemecahan berlangsung dalam beberapa tahap dan setiap
tahap dikontrol oleh enzima. Semua reaksi yang menghasilkan
energi ini disebut oksidasi.
2. Energi yang dihasilkan tidak
dikeluarkan dalam bentuk panas tetapi dalam bentuk molekul lain yang mengandung
fosfat yang disimpan untuk proses fosforilasi dalam bentuk ikatan fosfat yang
berenergi tinggi yang disebut adenosin triphosfat (ATP). Molekul ATP ini
disekresi mitokondria dan digunakan dalam sel jika diperlukan energi.
4. Retikulum Endoplasmik
Retikulum endoplasma terdiri dari
sistem membran yang dibatasi sisternal (seperti kantung) yang meluas dalam
berbagai tingkatan dari membran inti ke dalam membran plasma sampai di luar
sel. Membran retikulum endoplasma ada yang memiliki ribosom sehingga disebut dengan
retikulum endoplasma kasar (RE kasar atau granuler) atau di membran tidak
terdapat ribosom sehingga disebut retikulum endoplasma halus (RE halus atau
agranuler).
RE kasar berhubungan dengan
sintesis protein sedangkan RE halus berhubungan dengan sintesis lemak, misalnya
lipida dari kelenjar sebasea atau hormon steroida. RE merupakan suatu
sitoskeleton yang memberikan permukaan reaksi kimia, jalur untuk transport
bahan, tempat pengumpulan bahan yang disintesis.
5. Ribosoma
Ribosoma adalah granula yang sangat
kecil, berukuran kurang dari 1 mikron. Di dalam mikroskop elektron ribosom
tampak sebagai badan yang berbentuk sferis sampai elips. Ribosoma terdapat di
dalam semua sel dan berada di dalam sel yang mensintesis protein. Ribosoma
selain terdapat dalam sitoplasma juga ada yang berikatan dengan retikulum
endoplasma. Fungsi ribosoma berhubungan dengan sintesis protein seluler.
6. Lisosoma
Lisosoma memiliki bentuk sferis,
tongkat, atau berbentuk tidak beraturan. Lisosoma memiliki ukuran 0,4-0,8
mikrometer atau ada yang sampai 5 mikrometer misalnya pada ginjal mamalia.
Lisosoma diitemukan dalam kebanyakan sel hewan dan sel-sel yang menyusun daerah
meristematik tumbuhan. Di dalam lisosoma terdapat enzima hproteidrolitik.
Produk yang berasal dari lisosoma akan dikeluarkan dan masuk ke dalam
mitokondria untuk dipecah selanjutnya pada proses respirasi. Lisosoma juga
berhubungan dengan digesti protein.
7. Sferosoma
Sferosoma biasanya berbentuk
sferis, memiliki diameter 0,5-1 mikrometer dan diselubungi membran. Sferosoma
berhubungan dengan sintesis lipida dan bahan-bahan yang sejenis.
8. Mikrotubuli
Pada tahun 1963 Ledbetter dan
Porter pertama kali menunjukkan struktur halus yang berbentuk tubuler
memanjang, terdapat dibagian tepi sitoplasma beberapa sel tumbuhan. Mikrotubuli
biasanya ditemukan menempel pada dinding sel. Diduga mikrotubuli
bertanggung jawab terhadap sintesis selulosa. Srtukur tubulus akan nampak jelas
ketika proses pembelahan, yaitu sebagai benang sitoplasmik.
9. Kompleks Golgi
Beberapa ahli memberikan pendapat
tentang pemberian istilah kompleks golgi. Istilah kompleks golgi umumnya
diberikan pada kelompok vertebrata sedangkan diktiosom diberikan pada kelompok
invertebrata dan tumbuhan. Kompleks golgi tidak ditemukan dalam bakteri dan
alga biru. Di dalam sel, kompleks golgi terdiri dari (1) kantung pipih
atau sisterna yang mengumpul secara konsentris; (2) vakuola besar yaitu berupa
kantung pipih yang meluas, terdapat di tepi kompleks; (3) vesikula yang terikat
dengan sisterna. Kompleks golgi berfungsi dalam pembuatan produk sekresi sel,
menyimpan dan tempat terjadinya modifikasi lipida.
Bentuk-Bentuk Sel
Sel penyusun tubuh tumbuhan memiliki berbagai macam bentuk disesuaikan
dengan fungsinya. Bentuk-bentuk sel meliputi isodiametris, poligonal, benang,
silindris, bintang, bercabang-cabang, taji, ginjal, halter, jarum pentul, bola.
Bentuk poligonal di antaranya kuboid, balok. Sel ada juga yang memiliki bentuk
tidak teratur, misalnya pada sel penyusun parenkima lipatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar